Katanya, "Ga nikah, kalo Ga Ngutang"
Boleh setuju boleh tidak dengan pendapat saya.
Tapi nikah, ga harus di awali dengan berhutang.
Mari kita pelajari bersama, dengan bersumber dari narasumber narasumber di google.
Rukun nikah :
1. Pengantin lelaki (Suami)
2. Pengantin perempuan (Isteri)
3. Wali
4. Dua orang saksi lelakiI
5. Ijab dan kabul (akad nikah)
Dari rukun nikah itu aja bisa kita liat kalo nikah ga harus punya rumah, pekerjaan tetap, mobil dan lain sebagainy. Apa lagi nikah harus mewah.
Nikah, menurut saya, adalah awal dari kehidupan sebenarnya di dunia. Karna dari keluarga, kita tau bahwa kita tidak hidup sendiri.
Apakah kita mau, setelah menikah dengan kemewahan, lalu menyiksa diri dengan membayar hutang beberapa tahun kedepan.
Bukankah kita hidup berdua untuk saling meringankan beban pasangan?
Jika kita menikah diawali dengan hutang, apa itu bukannya satu hal yang membuat kita saling menyusahkan.
Memang, menikah itu waktu yg sakral, karna kita pastinya memilih pasangan 1 untuk seumur hidup. Tapi itu tidak jadi alasan besar.
Jika ada yang bilang, nikah mewah itu harus supaya tidak.membuat keluarka kedua belah pihak malu, apa tidak lebih malu setelah acara mewah pesta pernikahan lalu kita minta uang orang tua untuk bayar hutang?
Boleh saja nikah mewah dengan konsep yang kalian impikan, tapi diingat dari awal, dasar menikah itu untuk sekedar pamer foto pesta nikah di sosmed, atau memang untuk ibadah.
Ada yg bilang, "Halal ity murah, tapi NIKAH yang mahal". Ini bisa terjadi karna banyak faktor, menurut saya faktor yang paling mempengaruhi adanya pesta besar-bedasaran yaitu dairi pihak keluarga, dan kebanyakan ini dari pihak keluarga perempuan.
Sang bapak mempelai wanita, pasti ingin anakny tampil cantk dan mempesonai acar penikahannya, dan untuk itu tidak jarang pernikahan anakny ditunda untuk terkumpulnya biaya-biaya yang sudah di detailkan kapada pihak laki-laki.
Atau ada pula yang sengaja tidak merestui pilihan sanh anak perempuan, yang calon imam bagi anakny, di mata bapaknya sangat tidak cocok, apalagi tidak memiliki budget yg sesuai dengan keinginannya.
Kawan.
Nikah itu bukan perkara update kemewahan pesta pernikahan kita di medsos.
Bukan perkara kita bakal terlihat mesra karna punya pasangan yang bisa di ganteng kemana-mana.
Tapi ini tentang ibadah kita, nikah itu bukankah untuk menyempurnakan separuh agama ?
Jadi jika sudah siap lebih fokus ibadah dengan jalan menikah, ya menikahlah. Untuk orang tua, ya permudahlah.
Perkara orang tua yang menyulitkan anaknya untuk menikah, inilah yang menjadi alasan mengapa banyak pernikahan yang mendadak (kejadian duluan), pernikahan yang ditunda dengan kata pacaran (yang sudah lebih mesra dibanding yang sudah benar menikah), banyaknya bayi yang dilahirkan tanpa bapak ataupun yang di buang.
Kembali ke soal pernikahan denga kemewahan.
Jika kalian melawan argumen itu dengan "kan yang bayar bukan kamu". Ia kawan, memang bukan saya yang bayar tetapi pernikahan bukan sekedar sabtu akad, minggu resepsi, tapi tentang setelah akad mau tinggal dmn, gmn, gmn, gmn.
Tidak bisa jika di selesaikan dengan gali lobang tutup lobang.
Jika memang sudah ingin menikah, sisihkanlah uangmu untuk impianmu itu, jika sudah secukup yang dibutuhkan, berilah pengertian untuk calon mu dan keluarga calonmu.
Insyaallah hal baik akan di bayar dengan yang baik. 🙏
Jika ada yang mikir, "cewek mana yang mau dinikahin dengan cara sederhana?", jawabanya ada di dirimu, nyarinya dimana.
Bukan wanita, laki-laki yang kamu inginkan, bukan anak presiden yang punya banyak uang, jadi jika dia tidak memiliki harta, cobalah ambil dari sisi dimana dia ingin menghalalkan mu. Itu saja.
Jika dia tidak bisa memberimu pernikahan mewah, berdoalah pada Allah untuk di adem ayemkan rumah tangga dengannya.
Karna sebaik baiknya rumah tangga, bukan tentang pestanya, tapi tentang bagaimana suami dan istri bisa hidup berdua dan saling menguatkan sampai nafas terakhir
😇
Comments
Post a Comment